Program YABHYSA PEDULI TUBERKULOSIS

 

YABHYSA PEDULI TBC Merupakan Program Kesehatan untuk mendukung Pemerintah Indonesia mencapai Eliminasi Tuberkulosis tahun 2030, melalui pendekatan Pemberdayaan Masyarakat dan Penguatan Komunitas. YABHYSA dipercaya oleh Konsorsium STPI – Penabulu untuk mengelola program TBC melalui pendanaan The Global Fund pada periode 2021 – 2023 dan 2024 – 2026. Inisiatif ini menghasilkan pembentukan Sub Recipient YABHYSA Peduli TBC Provinsi Jawa Timur. Untuk melaksanakan program ini, terbentuk Sub Sub Recipient YABHYSA Peduli TBC di 29 Cabang Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Melalui pelatihan Informasi Dasar TB, Komunikasi Efektif Pendampingan Pasien, Konseling, dan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) yang diberikan oleh YABHYSA kepada relawan kader masyarakat, serta melalui kolaborasi dengan stakeholder terkait, YABHYSA optimis dapat berkontribusi dalam gerakan bersama eliminasi TBC pada tahun 2030 khususnya di Provinsi Jawa Timur.

yabhysa

Tim SSR YABHYSA Peduli TBC Kab. Sampang

 

Kepala SSR YABHYSA Sampang Linda Kurrotun Nada,ST
Staff Program & MEL Shintya Dewi, ST
Staff Finance & Administration Ita Raudlatul Jannah,SE
yabhysa

Apa yang Kami Kerjakan?

yabhysa
yabhysa
1. Active Case Finding (ACF)

ACF terdiri dari berbagai jenis kegiatan, termasuk investigasi kontak kontak rumah tangga pasien TB, skrining dan pendidikan kesehatan di lingkungan berkumpul seperti sasrama, sekolah, pabrik, daerah padat penduduk dan kumuh, dan skrining dengan Chest X-Ray.

2. Pendampingan Pasien oleh Kader TB & Patient Supporter

Dukungan untuk pasien TB yang diberikan oleh patient supporter Yabhysa sejak mereka didiagnosis, antara lain edukasi TBC, pemantauan rutin untuk menilai kondisi pasien dan kemajuan pengobatan, serta pemantauan efek samping obat, dengan tujuan meningkatkan tingkat keberhasilan pengobatan dan meningkatkan kesadaran akan pencegahan dan pengendalian TB.

3. Terlibat Jejaring Layanan TB (Public-Private Mix)

Untuk memberantas tuberkulosis, masyarakat, fasilitas kesehatan pemerintah, dan sektor swasta bekerja secara kolaboratif. Pembentukan tim akselerasi tuberkulosis, serta diseminasi rencana pembangunan daerah dan anggaran pemerintah daerah di setiap kabupaten/kota, adalah contoh kegiatan yang dipimpin masyarakat yang bekerja sama baik dengan sektor swasta maupun publik.

4. Pemberdayaan Pasien TB untuk Peningkatan Sosio-Ekonomi

Pada umumnya, kepala keluarga menjadi kasus indeks tuberkulosis, sehingga pengobatan mengganggu perekonomian dan berdampak negatif pada stabilitas keluarga. Untuk mengatasi hal tersebut, YABHYSA telah mengambil langkah-langkah untuk memberdayakan keluarga pasien dengan mendistribusikan usaha rumah dan peternakan ayam dengan tujuan memperbaiki situasi keuangan keluarga.

5. Advokasi Kebijakan Anggaran

Organisasi memainkan peran penting dalam advokasi kebijakan anggaran dengan memastikan bahwa alokasi dana publik mencerminkan kebutuhan masyarakat. YABHYSA berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, menyuarakan isu-isu yang mungkin terabaikan dalam proses penganggaran. Melalui survey, analisis, dan dialog dengan pemangku kepentingan, YABHYSA dapat memberikan masukan yang objektif dan berbasis data untuk meningkatkan anggaran terhadap program pengendalian Tuberkulosis

6. Menjadi Pusat Informasi dan Edukasi TB

YABHYSA berperan penting sebagai pusat informasi dan edukasi mengenai Tuberkulosis (TB) untuk masyarakat, membantu meningkatkan pemahaman tentang penyakit TB serta cara pencegahan dan pengobatannya. Melalui kampanye, penyuluhan, dan kegiatan sosialisasi, YABHYSA dapat menyampaikan informasi yang akurat dan terkini mengenai gejala, risiko, dan pentingnya pengobatan TB. Selain itu, juga bekerja sama dengan lembaga kesehatan untuk menyediakan akses layanan serta mendorong deteksi dini, yang sangat penting untuk mengendalikan penyebaran TB. Dengan edukasi yang terus-menerus, YABHYSA membantu masyarakat lebih sadar akan TB dan berperan aktif dalam pencegahan dan penanganannya.

yabhysa

Screening LAPAS IIB Sampang